Rotan Sigi untuk Anyaman Rotan Berkualitas

Rotan Sigi merupakan salah satu bahan baku kerajinan tangan yang populer di Kalimantan Tengah khususnya di Kahayan Hilir. Rotan memiliki sifat yang kuat dan lentur, sehingga cocok untuk dibuat berbagai macam kerajinan, seperti kursi, meja, keranjang, dan lain-lain. Penanganan bahan baku rotan untuk anyaman merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas produk anyaman.

Penanganan bahan baku, pemilihan bahan hingga proses siap anyam menjadi bagian dari bentuk dukungan Program Pengelolaan Terpadu Ekosistem Hutan Gambut (PTEHG) untuk kelompok usaha ekonomi rawa gambut atau KUPS di Kahayan Hilir. Kegiatan dilaksanakan pada 27-30 November di Desa Buntoi dan Desa Gohong. Pelatihan ini difasilitasi oleh tenaga ahli anyaman rotan yakni Niang (45).

Onasis sebagai KUPS Manager KPSHK menyampaikan bahwa sebagai bagian mendukung penguatan Kelembagaan Pengelola KUPS, dalam hal ini komoditi rotan menjadi salah satu usaha yang masih berjalan dan perlu mendapat perhatian, maka perlu ada pelatihan anyaman rotan untuk KUPS rotan LPHD Gohong dan KUPS rotan LPHD Buntoi untuk melatih kerapian bahan baku yang siap anyam dan pemilihan bahan baku rotan dari untuk usia siap anyam.

“Pengolahan bahan baku rotan menjadi anyaman rotan membutuhkan keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Proses penanganan bahan baku rotan untuk bahan anyaman terdiri dari pemilihan rotan yang baik dan berkualitas, proses penjemuran, pembuangan kulit ari atau meruntih, penjemuran kedua, proses pembuangan buku atau ngalingking, proses pembelahan rotan bulat menjadi beberapa lembaran, proses penyerutan atau proses menjangat, dan terakhir proses menyerut” Ujar Niang.

Menurut Niang bahwa proses penyerutan atau menjangat merupakan proses yang perlu diperhatikan secara teliti karena memiliki 3 tingkatan yaitu menjangat pertama untuk membuang bagian dalam rotan atau hati rotan, menjangat kedua untuk meratakan lembarannya sama rata, dan menjangat ketiga untuk mengulang membuang hati rotan untuk menghasilkan tingkat ketipisan yang sama rata.

“Penangangan bahan baku rotan bernilai jual tinggi dilihat dari proses mengikis yaitu penyerutan dengan alat pisau atau langgei yang dilakukan secara berulang sampai menghasilkan helaian rotan yang tipis supaya mudah dianyam dan dibentuk sesuai produk yang ingin dibuat” Jelas Niang.

Niang menyampaikan bahwa jika proses mengikis telah selesai maka lanjutkan proses pemilihan helaian rotan yang sudah diserut untuk dipisah sesuai warna yang diinginkan. Lalu, persiapan untuk proses pewarnaan kemudian perendaman dalam lumpur selama satu malam. Hal ini bertujuan untuk mengikat warna pada lembaran rotan yang akan dibuat.

“Proses pewarnaan sudah selesai, maka lanjutkan pengambilan dan pembersihan lembaran yang sudah direndam untuk masuk pada proses pewarnaan, diselingi dengan proses perebusan air dalam panci sementara bahan pewarna disiapkan. Proses pewarnaan dari bahan alami yakni daun tapanggang, daun kalabuau, kunyit. Proses perebusan sekitar 3-4 jam dalam keadaan api kompor yang sedang” Tutur Niang

Niang melanjutkan bahwa setelah proses perebusan selesai maka bahan baku siap dianyam dengan berbagai motif. Proses anyaman rotan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, seperti anyaman tikar, anyaman topi, anyaman gelang, anyaman sepatu dan lain-lain.

Penanganan yang tepat akan menghasilkan bahan baku rotan yang kuat, lentur, dan mudah dianyam. Selain itu, bahan baku rotan akan menghasilkan produk anyaman yang berkualitas dan awet.

Sumber: Laporan Kegiatan Pelatihan Penanganan Bahan Baku Rotan untuk Anyaman Rotan Desa Gohong dan Desa Buntoi

Penulis: Alma Tiara

Editor: Aftrinal

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *