Syaeun (45) merupakan ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Rinjani Sejahtera di Sembalun yang merupakan salah satu KWT binaan KPSHK. KWT Putri Rinjani Sembalun yang berada di Desa Sembalun Bumbung Kec. Sembalun Kab. Lombok Timur adalah kelompok tani Perempuan yang anggotanya terdiri dari petani kopi, petani bawang, dan petani sayur mayur.
“Lahirnya KWT Putri Rinjani Sejahtera karena saya menyaksikan dan mengingat para Perempuan di Sembalun yang dianggap remeh dan tidak berpenghasilan” Tutur Syaeun sambil mengingat awal mula membentuk KWT Putri Rinjani Sejahtera.
Syaeun kembali mengenang story dibalik terbentuknya KWT sampai sekarang sukses bahwa daerah Sembalun termasuk daerah yang rawan bencana sehingga pada Tahun 2020, awal pandemi terjadi gempa yang menyebabkan seluruh usaha terhambat dan banyak masyarakat yang membutuhkan pasokan makanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Syaeun dan keluarga masih bisa bertahan dengan baik ketika pandemi dan gempa terjadi. Namun berbeda dengan tetangga dan kaum perempuan lainnya yang tidak bisa bertahan.
Sejak Tahun 2015 – 2022, adanya program KPSHK yang mendampingi menjadi peluang bagi Syaeun untuk menciptakan produk dari komoditi unggulan di Sembalun. Akhirnya, Syaeun didampingi KPSHK membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Rinjani Sejahtera.
Selain itu, KWT yang diketuai Syaeun, merekrut tenaga kerja perempuan seperti jompo, lansia, dan janda. Pekerjaan juga disesuaikan dengan beberapa kategori usia, misalnya usia lansia akan mengerjakan untuk bagian yang mudah seperti membersihkan bawang yang akan diproses. Lalu, usia muda dengan pendidikan lulusan SMA akan mengerjakan bagian pemilahan, pengemasan, marketing.
“Produk KWT Putri Rinjani memproduksi black garlic, kopi, ashitaba, keripik kentang, kacang buncis” Ucap Syaeun
Bahan baku diperoleh dari kebun dan sawah. Untuk memenuhi permintaan pasar, Syaeun juga membeli dari petani di sekitarnya. Salah satu produk unggulan KWT adalah black garlic. Para petani sekarang menjualnya tidak hanya dalam bentuk siung, tetapi mereka juga mulai terlibat dalam industrialisasi. Salah satunya adalah mengubah bawang putih Sembalun menjadi bawang putih hitam atau black garlic.
Syaeun menjelaskan, semua varietas bawang putih Sembalun, termasuk Sangga dan Lembu Hijau, menghasilkan black garlic untuk rasa manis, sedangkan varietas Lembu Kuning menghasilkan rasa pahit dan asam. Khusus untuk nunggal diambil dari sangga, lembu hijau, dan lembu kuning, karena varietas bagong tidak ada yang nunggal.
Proses pembuatan black garlic ini dimulai dengan penerimaan bawang mentah dari petani. Jika penerimaan 10 ton biasanya membutuhkan lebih dari 20 tenaga kerja. Lalu dikeringkan di gudang sebesar 100%. Terlebih dahulu, bawang putih yang sudah 100% kering dibersihkan dan dipotong dari tangkainya. Kemudian dimasukkan ke dalam oven. Selain itu, dapat menggunakan rice cooker selama dua puluh lima hari. Selama periode ini, lakukan ini setiap tiga hari sekali agar kematangannya rata. Setiap proses pengovenan akan dilakukan oleh sejumlah pekerja, yang akan mencatat setiap pengovenan beberapa kali.
Selanjutnya bawang dikeluarkan dari oven dan didiamkan sampai dingin jika sudah 25 hari. Bagian kulit luar dibersihkan sekali lagi. Setelah dibersihkan, dikemas setiap ukuran 100 gram dan 40 pcs untuk black garlic tunggal. Produksi rata-rata berkisar antara 10 dan 20 kilogram. Alat yang digunakan meliputi oven besar untuk mengeringkan, gunting untuk memotong dan membersihkan bawang, rice cooker untuk menyimpan sebelum dikeringkan, dan wadah untuk panen. Black garlic premium isi 40 pcs harga Rp 75.000, black garlic ukuran 100 g dengan harga Rp 50.000, dan black garlic plus madu ukuran 300 g dihargai Rp 100.000.
Selama pengembangannya, KWT didampingi KPSHK terus memberikan pelatihan kepada kelompok tani dan mendorong petani untuk menjadikan bawang putih sebagai produk unggulan.
“Konsumsi black garlic atau bawang putih hitam memiliki manfaat untuk mencegah diabetes, kolesterol, darah tinggi, dan kondisi medis lainnya.” tutur Syaeun
Bawang hitam bermanfaat untuk meningkatkan imunitas masyarakat mencegah berbagai penyakit dan dapat menjadi komoditi produk bisnis yang menguntungkan. Melansir dari Jurnal LWT-Food Science and Technology terkait Changes in Sallylcysteine contents and physicochemicalmproperties of black garlic during heat treatment menyebutkan bahwa black garlic memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dari bawang putih segar, dan dapat mencegah penyakit metabolic dan hepatotoksisitas beralkohol.
Syaeun menuturkan bahwa bawang putih adalah salah satu komoditi utama di Sembalun. Komoditi bawang putih yang dulu pernah jaya pada tahun 1980-an. Sejak Tahun 2015 Syaeun dan KWT Putri Rinjani sudah berkembang dengan produk andalan black garlic yang dipasarkan luas dan dapat mengembalikan kejayaan bawang putih Sembalun melalui black garlic.
Distribusi black garlic sudah dilakukan secara online dan offline. Jangkauan pemasaran lokal biasanya input ke pusat oleh-oleh, ritel, dan mall. Sedangkan pasar luas sudah tembus ke Jakarta, Bali, Jawa, Sumatera, bahkan mendongkrak pasar mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.
Penulis : Alma
Editor : Tjong
Sumber:
Bae, S. E., Cho, S. Y., Won,Y. D.,Lee, S.H., & Park, H.J. Changes in Sallylcysteine contents and physicochemicalm properties of black garlic during heat treatment. LWT-Food Science and Technology. 2014. 55(1),397-402.
Add a Comment