Kalimantan Tengah, salah satu provinsi di Indonesia yang kerap menjadi korban kebakaran hutan dan lahan (karhutla), telah meningkatkan kewaspadaan menjelang musim kemarau tahun 2024. Tim patroli yang terdiri dari Tim Patroli Karhutla (TPK), Tim Patroli Hutan (TPH) pada Program Pengelolaan Terpadu Ekosistem Hutan Gambut (PTEHG) di 4 desa yakni Gohong, Mantaren I, Kalawa, dan Buntoi telah mempersiapkan diri dengan serius untuk menghadapi tantangan besar ini. Salah satunya gabungan dari TPH dan TPK menjadi Tim Darurat Karhutla (TDK) saat status darurat karhutla diputuskan.
Berdasarkan surat himbauan Bupati Pulang Pisau (24/7) terkait menghadapi musim kemarau 2024, bahwa hasil analisis data BMKG Palangkaraya, di Wilayah Kabupaten Pulang Pisau telah memasuki musim kemarau pada dasarian II bulan Juli 2024, untuk kesiapsiagaan menghadapi kebakaran hutan dan lahan dengan cara patroli daerah rawan Karhutla dan aktifasi personel pemadam Karhutla.
Dalam upaya menghadapi karhutla, pelatihan intensif menjadi salah satu prioritas utama. Anggota tim patroli 4 desa sudah mendapatkan pelatihan yang mencakup berbagai aspek, mulai dari teknik pemadaman api hingga pelatihan P3K Ketika terjadi kecelakaan di lapangan. Pelatihan penggunaan GPS juga menjadi kemampuan untuk mengoperasikan teknologi sehingga sangat krusial, mengingat luasnya area hutan yang harus diawasi. Selain itu, pelatihan juga melibatkan simulasi penanganan kebakaran, yang bertujuan untuk meningkatkan respons dan koordinasi di lapangan dengan melibatkan BPBD Pulang Pisau, MPA Desa, KPH Kahayan Hilir.
Persiapan tidak hanya terbatas pada pelatihan, tetapi juga meliputi penyediaan peralatan yang memadai. KPSHK telah mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat pemadam kebakaran, seperti pompa air, selang, Radio RIG, GPS, Ces/ perahu untuk transportasi dan alat pelindung diri. Posko-posko pengendalian kebakaran juga didirikan yaitu Menara Pantau Api (MPA) sebanyak 8 di titik-titik strategis untuk memastikan respon cepat jika terjadi kebakaran di empat hutan desa. Tidak hanya itu, KPSHK juga memfasilitasi tim patroli dengan membangun sumur bor sebagai persediaan air untuk pemadaman dan pembasahan lahan gambut. Saat ini, sumur bor yang sudah terbangun ada 40 titik, namun pembangunan sumur bor akan terus bertambah setiap tahunnya.
Kesadaran dan partisipasi masyarakat juga menjadi fokus utama dalam persiapan ini. Melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan pemerintah.
“KPSHK memfasilitasi sosialisasi dan pelatihan kepada tim patroli dan masyarakat diajak untuk memahami bahaya karhutla dan bagaimana cara mencegahnya” Ungkap Aftrinal selaku Project Manager National KPSHK.
Aftrinal melanjutkan bahwa pelatihan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dasar managemen tim dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) pada Bulan Juni dan Juli 2024 menjadi kampanye kesadaran lingkungan yang dilakukan oleh tim patroli bekerja sama dengan pemerintah desa, Masyarakat Peduli Api (MPA), termasuk pemerintah seperti BPBD, KPH, Manggala Agni dan organisasi masyarakat bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif dan tindakan preventif dari warga.
Dengan persiapan yang matang dan komprehensif, tim patroli berharap dapat mengurangi dampak negatif dari karhutla dan menjaga kelestarian hutan. Sinergi antara tim patroli, pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman karhutla Tahun 2024.
Penulis : Alma
Editor : Joko & Aris
Add a Comment