IMG_9437-2.jpg

Lomba Bikin Sumur Bor Bukan Sekedar Adu Cepat Tetapi Juga Adu Kuat?

Di tengah rindangnya hutan yang terik oleh sinar matahari, para peserta lomba membuat sumur bor tampak seperti para pejuang yang tak kenal lelah. Mereka berpacu dengan waktu, keringat bercucuran membasahi wajah mereka yang penuh semangat. Setiap ayunan alat bor seolah menjadi detak jantung hutan, mengisyaratkan harapan baru dalam menjaga kehidupan hijau ini.

Mereka menggali bukan hanya tanah, tetapi juga kesadaran, membangun sumur yang bukan sekadar sumber air, melainkan benteng perlindungan terhadap bahaya karhutla. Dalam setiap tetesan air yang mengalir, terpantul kerja keras dan harapan akan hutan yang terbebas dari api. Suara mesin bor berpadu dengan sorak sorai semangat, menyuarakan pesan kepada alam bahwa di balik setiap butir tanah yang terangkat, ada cinta dan kepedulian yang dalam terhadap hutan.

Di tengah semangat perayaan 17 Agustus, terselip sebuah perlombaan yang mungkin tak banyak diketahui orang, tetapi memiliki makna yang sangat penting yaitu Lomba pembuatan Sumur Bor. Perlombaan ini bukan sekadar kompetisi biasa, melainkan bagian dari upaya melindungi hutan dari ancaman kebakaran. Herun, pria berusia 55 tahun, adalah salah satu juri dari Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) TPH Gohong yang berperan dalam perlombaan ini.

“Menurut saya, kegiatan ini bagus untuk memotivasi tim seperti TPH, TPK, dan MPA,” ujar Herun.

Perlombaan sumur bor ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Herun sangat menyarankan agar perlombaan ini diadakan kembali tahun depan, karena selain sebagai ajang perlombaan, ini juga menjadi pembelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan dan bagaimana melakukan pencegahan karhutla.

Herun menyampaikan evaluasinya terhadap pelaksanaan perlombaan ini. Ia berpendapat bahwa kriteria penilaian sebaiknya disampaikan kepada tim peserta sejak awal.

“Ada tim yang berpikir bahwa yang dinilai hanya kecepatan saja, padahal yang dinilai juga meliputi kekompakan, kebersihan air, dan kecepatan debit air yang keluar,” katanya

Beberapa tim fokus pada kecepatan, namun aspek lain seperti kerja sama tim dan hasil akhir yang optimal juga menjadi penilaian penting. Herun juga menyoroti pentingnya melibatkan semua anggota tim untuk menghindari kecemburuan sosial dan memastikan setiap anggota merasa berkontribusi.

Kecepatan dan kekuatan air menjadi poin penting dalam perlombaan ini.

“Jika kecepatan atau kekuatan air mencapai 40 liter per detik, itu sudah maksimal. Kalau bisa mencapai 70 liter per detik, itu lebih bagus,” jelas Herun 

Ini bukan sekadar lomba kecepatan membangun sumur, tetapi juga tentang kualitas sumur yang dihasilkan. Kekuatan air yang optimal menjadi indikator keberhasilan sumur bor dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan.

Proses pembuatan sumur bor dimulai dari penyiapan bahan, pengangkutan ke titik lokasi, hingga pengeboran.

“Penentuan lokasi sumur bor harus dilakukan dengan cermat,” ungkap Herun.

Lokasi yang dipilih adalah daerah rawan kebakaran dan dekat dengan sumber air. Hal ini penting agar proses pembasahan dan pemadaman saat terjadi kebakaran dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Dalam perlombaan ini, setiap tim diuji kemampuannya untuk menyiapkan dan membangun sumur bor yang efektif.

Salah satu hal yang paling menggembirakan Herun adalah antusiasme dan semangat dari setiap tim peserta.

“Semua tim sangat antusias dan penuh semangat,” kenangnya.

Meskipun ada anggota yang belum paham betul tentang pembuatan sumur bor, arahan dari ketua tim dan kerja sama yang terjalin menjadikan mereka kompak. Ini bukan hanya perlombaan, melainkan juga proses pembelajaran dan penguatan hubungan antaranggota tim.

Sebagai juri, Herun berharap perlombaan ini dapat terus berlanjut.

“Harapannya lomba ini berlanjut karena selain memotivasi, juga meningkatkan kapasitas tim dalam pembuatan sumur bor,” ujarnya.

Perlombaan ini memberikan kesempatan bagi tim untuk belajar dan berlatih, sehingga di masa mendatang mereka lebih siap dalam menghadapi karhutla. Lomba pembuatan sumur bor telah membuktikan bahwa upaya menjaga hutan tidak hanya tentang aksi pencegahan, tetapi juga tentang membangun kesadaran, semangat, dan solidaritas. Dalam setiap tetes air yang keluar dari sumur bor, tersimpan harapan untuk masa depan hutan yang lebih aman dan terjaga.

Penulis : Alma

Editor : Joko

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *