Picture1.jpg

Menara Pantau Api, Cegah Karhutla Sejak Dini

Di bawah terik sinar matahari yang hangat, menaiki anak tangga menara pantau yang berdiri kokoh setinggi 15 meter. Angin sepoi-sepoi nan lembut membelai kulit yang berkeringat. Dari atas menara pantau sejauh mata memandang menyuguhkan indah pemandangan hamparan hutan desa yang luas nan hijau. Terik matahari dan keheningan hutan seolah menyampaikan kalimat pengingat diri untuk menjaga hutan gambut yang rapuh namun sangat berharga ini. Dari ketinggian menara pantau inilah anggota patroli dapat memantau kondisi hutan dan mencegah potensi karhutla sejak dini.

Pembangunan Menara Pantau Api tahap ke-2 di Kecamatan Kahayan Hilir merupakan kelanjutan dari program PTEHG (Pengelolaan Terpadu Ekosistem Hutan Gambut) pada tahun ke-3 yang bertujuan untuk memperkuat sistem pemantauan dan pencegahan karthutla di Desa seperti Gohong, Buntoi, Mantaren I, dan Kelurahan Kalawa.

Menurut Azis selaku Peat Restoration Manager program PTEHG, bertambahnya menara pantau api yang baru diharapakan menjadi salah satu solusi dan upaya dalam pengelolaan pencegahan karhutla dan perlindungan hutan.

Menurut Sarianto selaku technical officer KPSHK program PTEHG bahwa pembangunan menara pantau api kali ini ada 4 buah melanjutkan pembangunan menara pantau api pada tahap 1 sebelumnya.

“Hingga saat ini KPSHK telah membangun menara pantau api sebanyak 8 buah yang tersebar di Desa Gohong, Mantaren I, Buntoi dan Kelurahan Kalawa,“ jelas Sarianto.

Menurut Karlin, ketua LPHD Buntoi, masyarakat sekitar dilibatkan dalam proses pembangunan menara pantau, hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap infrastruktur pencegahan karhutla. Rasa memiliki dari masyakarat sangat penting agar mereka turut memelihara dan menjaganya.

“Pembangunan menara pantau sangat bermanfaat, untuk tim TPK, TPH maupun TDK dalam memantau hutan dari ketinggian 15 meter saat melakukan patroli,” ungkap Karlin.

Willi, pekerja pembuatan menara pantau bersyukur telah dilibatkan dalam pembuatan menara pantau di Desa Mantaren I. “Saya dan teman-teman mendapat upah dari membangun dua menara pantau,”ungkap Willi.

Menurut Sarianto, data hasil pantauan tim TPK dapat membantu dalam perencanaan dan koordinasi dalam penanganan kebakaran, baik dalam hal alokasi sumber daya sarana maupun strategi pemadaman.

“Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan menara pantau dapat meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap program PTEHG dalam mencegah karhutla dan illegal logging di hutan desa,” kata Sarianto.

Penulis : Aris

Editor : Joko dan Alma

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *