TDK-artikel-1.jpg

Berjibaku Memadamkan Api, Bagai Pahlawan di Balik Asap

Di tengah pekatnya kabut asap yang menyelimuti lahan, sebuah tim patroli bergerak dengan cepat. Mereka adalah Tim Darurat Karhutla (TDK) yang tak kenal lelah, berjuang di garis depan untuk memadamkan api yang mengancam kehidupan, lingkungan, dan mata pencaharian banyak orang. Setiap tahun, fenomena kebakaran hutan dan lahan menjadi momok yang menakutkan di berbagai wilayah, terutama saat musim kemarau panjang. Namun, di balik ancaman tersebut, ada kisah heroik dari tim patroli yang berjibaku melawan si jago merah.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya pada 9 Agustus 2024 kejadian karhutla ada 69 kali kejadian. Kemudian lahan yang terbakar sebanyak 23,89 hektar dari lima kecamatan yang ada di daerah setempat.

Patroli ini bukan sekadar sekelompok orang biasa. Mereka adalah gabungan dari Tim Patroli Karhutla dan Tim Patroli Hutan. Mereka menyusuri perkebunan dan lahan gambut yang terbakar, sering kali tanpa adanya jaminan keselamatan diri mereka sendiri.

“Tekad kami, tim patroli hanya satu yaitu menghentikan api sebelum semuanya terlambat,” ujar Candra selaku Komandan Tim Darurat Karhutla.

Menurut Candra, tidak mudah untuk bertugas dalam kondisi yang sangat ekstrem. Panas yang menyengat, asap tebal yang menghalangi pandangan, hingga medan yang sulit diakses membuat tugas ini menjadi salah satu yang paling berbahaya.

“Banyak dari mereka yang harus berjalan kaki belasan kilometer, menembus belantara hutan, hanya untuk mencapai titik api,” ungkap Candra.

Project Manager KPSHK, Aftrinal menyampaikan bahwa sudah ada beberapa kejadian kebakaran di dekat daerah program Pengelolaan Terpadu Ekosistem Hutan Gambut (PTEHG) yaitu perbatasan Kanamit Barat, Buntoi serta Gohong. Mereka harus bekerja selama berjam-jam tanpa istirahat, memastikan api tidak menyebar lebih jauh.

“Namun, semangat kebersamaan menjadi kunci dalam setiap operasi pemadaman sehingga kejadian kebakaran dapat diatasi dan api tidak masuk ke lokasi program,” jelas Aftrinal.

Candra menyampaikan kembali bahwa tim patroli saling bahu-membahu, berbagi tugas, dan tidak jarang mereka harus membuat keputusan penting dalam hitungan detik. Terkadang, saat api terlalu besar untuk dipadamkan dengan alat-alat yang ada, mereka menggunakan strategi lain seperti membuat sekat bakar atau mengendalikan arah angin.

“Setiap langkah penuh perhitungan, dan setiap keputusan bisa menentukan nasib banyak orang,” tegas Candra.

Menurut Aftrinal, selain keterampilan teknis, tim patroli juga memiliki mental yang kuat. Tidur di tenda-tenda darurat, dan menghadapi risiko terpapar asap menjadi bagian dari keseharian mereka. Namun, dedikasi mereka tidak pernah surut. Mereka paham betul bahwa pekerjaan mereka adalah bentuk pengabdian yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup banyak orang dan kelestarian alam.

Anggota tim patroli, Joko menyampaikan bahwa ketika api berhasil dipadamkan, siang ataupun malam tidak ada sorotan kamera atau tepuk tangan meriah, yang ada hanyalah kelegaan, karena satu lagi bahaya telah teratasi, meski mungkin hanya sementara. Tapi bagi tim patroli, momen itu adalah bukti nyata bahwa perjuangan tidak sia-sia.

“Setiap nyala api yang berhasil dipadamkan adalah satu langkah menuju keselamatan,” kata Joko penuh semangat.

Tim patroli yang berjibaku memadamkan api adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka tidak mencari popularitas atau pengakuan, tetapi bekerja demi keselamatan masyarakat dan kelestarian hutan. Kisah mereka adalah pengingat akan pentingnya solidaritas, keberanian, dan ketulusan dalam menghadapi bencana. Meski musim kemarau masih berlanjut, kita bisa merasa sedikit lebih tenang, karena kita tahu bahwa ada pahlawan di balik asap yang selalu siap siaga yaitu Tim Darurat Karhutla.

Penulis : Alma

Editor : Joko & Aris

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *