WhatsApp-Image-2024-05-24-at-12.45.04-1.jpeg

SUMUR BOR SEBAGAI SALAH SATU BENTUK ANTISIPASI KARHUTLA

Lahan gambut secara alami berfungsi sebagai pengendali banjir dan kekeringan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, adanya pembukaan lahan sebagai bagian dari pemanfaatan lahan gambut menyebabkan terjadinya perubahan tata guna lahan dan hidrologis gambut. Rendahnya kadar air pada lahan gambut dan musim kemarau yang berkepanjangan dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan sehingga api akan menyebar dan sulit untuk dipadamkan (Herawati et al. 2018).

Pada tahun 2021, Presiden Jokowi memberikan arahan dalam Kegiatan Pengendalian Karhutla Tahun 2021 mengenai prioritas upaya pencegahan karhutla melalui deteksi dini, monitoring areal rawan hotspot, dan pemantauan kondisi harian di lapangan.

“Di Areal Kawasan Hidrologi Gambut (KHG) harus dipastikan permukaan air gambut dalam posisi yang tinggi. Buat banyak embung, buat banyak sekat kanal, buat sumur bor dan berbagai teknik pembasahan lainnya agar lahan gambut tetap basah,” ujarnya.

Urgensi pembuatan sumur bor sangat penting karena sebagai alat untuk pembasahan lahan di areal hutan yang dapat dimanfaatkan oleh tim patroli dan masyarakat sekitar secara partisipatif untuk pemulihan lahan gambut sebagai akses mata air terdekat yang dapat digunakan apabila karhutla terjadi.

KPSHK juga telah melaksanakan beberapa kegiatan yang memfasilitasi masyarakat sekitar hutan untuk lebih mengenal pentingnya sumur bor, yaitu seperti identifikasi sumur bor yang sudah ada, pelatihan mengenai sumur bor, dan realisasi pembuatan sumur bor.

Pembuatan sumur bor KPSHK akan dibangun di 10 titik pada masing-masing hutan desa. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk penentuan titik peletakan sumur bor diantaranya daerah rawan kebakaran secara historis, ketidaktersediaan air permukaan yang cukup untuk musim kemarau, sumber air yang dibutuhkan apabila terjadi kebakaran, dan akses yang terbatas untuk mobilisasi alat pemadam konvensional (Wahyono et al. 2018).

Menurut Alfian selaku Staf GIS, berdasarkan survey yang dilakukan oleh tim patroli masing-masing desa, sumur bor yang ada di Hutan Desa Buntoi sudah dibangun dan tersebar sejumlah 10 titik, di Hutan Desa Kalawa sebanyak 5 titik, di Hutan Desa Mantaren I sebanyak 3 titik, dan di Hutan Desa Gohong baru akan memulai proses pembangunan sumur bor.

Sumur bor yang teridentifikasi di beberapa titik yang banyak tersebar di masing-masing hutan desa bukan hanya dari KPSHK saja melainkan telah dibuat oleh proyek sebelumnya, salah satunya milik Badan Restorasi Gambut (BRG) Kalimantan Tengah.

Berdasarkan survey terakhir pada bulan April selama 1 hari yang dilakukan oleh Tim Patroli masing-masing desa, untuk sumur bor BRG ada beberapa yang masih berfungsi dan yang tidak. Sumur bor yang masih aktif di Desa Mantaren I ada sebanyak 12 dari 23 sumur bor, di Desa Gohong sebanyak 19 dari 34 sumur bor, di Hutan Desa Kalawa sebanyak 23 dari 31 sumur bor, dan di Hutan Desa Buntoi sebanyak 16 dari 23 sumur bor yang ditemukan pada saat survey di hari itu.

Beberapa faktor kemungkinan rusaknya sumur bor, diantaranya adanya permasalahan saat pembuatan awal sumur bor, kurangnya pemeliharaan atau perbaikan sumur bor, turunnya pasir atau tanah, pipa yang terbakar dikarenakan karhutla.

Maka dari itu, upaya yang perlu dilakukan salah satunya sebagai tindakan preventif terjadinya karhutla yaitu pemeliharaan sumur bor. Pemeliharaan sumur bor bisa dilakukan dengan cara pengecekan secara berkala dan rutin pada pompa, kuat arus, kipas pompa dan koneksi kabel. Selain itu, pengecekan juga dilakukan terhadap daya dan kualitas aliran listrik, serta pada pipa penghantar untuk mengetahui ketahanan dan kelayakan pipa pada sumur bor. Perlu juga keterlibatan aktif dari masyarakat sekitar, selain tim patroli, untuk saling menyadari peran masing-masing dalam menjaga hutan desa yang mereka miliki.

Penulis: Humaira Nurulakmal

Editor: Aris

Sumber:

https://pamsimas.pu.go.id/konten/pustaka/materi/pemeliharaan-sumur-bor.pdf

https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5830/presiden-instruksikan-pengendalian-karhutla-2021

Herawati, Henny, Aji AA, Dwi F, Azmeri. 2018. Water table evaluation post the construction of canal blocks on peatland in West Kalimantan, Indonesia.

Herawati H, Kartini, Akbar AA, Abdurrahman T. 2020. Sosialisasi Upaya Pembasahan Lahan Gambut Dengan Pembangunan Sumur Bor Secara Partisipatif. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4 (1) : 455-459 WahyonoS. C., SiregarS. S., WiantoT., & MinartoO. (2018). TEKNOLOGI SUMUR BOR SISTEM PIPA IMBUH UNTUK MENGURANGI RESIKO KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DAN MENGURANGI DAMPAK EMISI CO2.  Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (MEDITEG), 3(1). https://doi.org/10.34128/mediteg.v3i1.34

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *