DESAIN KPSHK (10)

Konsekuensi Ekstrem pada Kesehatan Akibat Pemanasan Global

Peningkatan pemanasan global terutama disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O). Aktivitas manusia, seperti penggunaan kendaraan bermotor, produksi energi, dan pembangunan industri, telah meningkatkan konsentrasi gas-gas ini dalam atmosfer. Deforestasi juga berperan dalam mengurangi kemampuan alam untuk menyerap CO2.

Pemanasan global menjadi salah satu isu lingkungan utama di dunia. Berdasarkan analisis dari 116 stasiun pengamatan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), suhu udara rata-rata bulan September 2023 adalah sebesar 27,0°C. Normal suhu udara klimatologis untuk bulan September 2023 periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26,6°C (dalam kisaran normal 20,1°C-28,6°C). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan September 2023 menunjukan anomali positif dengan nilai sebesar 0,4°C. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan September 2023 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-4 sepanjang periode pengamatan sejak 1981.[1]

Pemanasan global akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, memicu terjadinya kekeringan, dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Hal tersebut akan menimbulkan kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan kematian.

Ada berbagai macam dampak dari pemanasan global, salah satunya dampak terhadap Kesehatan.

1. Kematian akibat bencana atau cuaca ekstrem

Peristiwa ekstrem atau bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu konsekuensi dari pemanasan global. Korban jiwa termasuk banjir besar, badai, peningkatan suhu bumi, dan mencairnya es di kutub.

2. Dehidrasi

Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Penyebabnya bisa karena keringat berlebih, muntah, dan diare. Suhu tinggi akibat gelombang panas bisa membuat tubu mengeluarkan lebih banyak keringat daripada biasanya.[2]

Beberapa tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai adalah kelelahan, mulut kering, rasa haus yang meningkat, frekuensi buang air kecil berkurang, produksi air mata lebih sedikit, kulit kering, sembelit, dan pusing atau sakit kepala.

3. Meningkatnya kasus alergi

Pemanasan global yang menyebabkan semakin hangatnya suhu udara ternyata dapat memicu tanaman untuk melakukan penyerbukan lebih lama. Meningkatnya jumlah serbuk sari yang ada di udara pun memicu naiknya jumlah penderita alergi. Maklum, serbuk sari tanaman merupakan salah satu penyebab alergi yang paling umum.

4. Penyebaran virus

Suhu panas dan meningkatnya curah hujan, khususnya di Indonesia, merupakan salah satu dampak pemanasan global yang paling nyata. Perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat mendorong penyebaran dan infeksi virus, terutama virus patogen yang ditularkan oleh serangga dan nyamuk. Hewan-hewan ini akan membawa dan menularkan patogen tergantung pada perubahan iklim, seperti panas, hujan, dan sebaliknya.

Hal inilah yang menjelaskan munculnya berbagai penyakit khas musim hujan atau musim pancaroba. Beberapa pembawa penyakit adalah hewan berdarah dingin, sehingga perubahan suhu lingkungan memudahkan penyebarannya.

5. Muncul penyakit terkait panas

Pemanasan global berpotensi menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan panas seperti heat stroke, juga dikenal sebagai sengatan panas, atau heat exhaustion, yang terjadi karena terpapar suhu tinggi sehingga tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengembalikannya. Jadi, ketahui apa yang perlu dilakukan untuk mencegah heat stroke dan heat exhaustion jika tinggal atau bekerja di daerah yang panas.

6. Masalah kulit

Dampak gelombang panas selanjutnya yang tak kalah mengkhawatirkan adalah masalah kulit. Saat suhu tinggi, kulit juga lebih banyak berkeringat sehingga berisiko mengalami dehidrasi sehingga membuat kulit semakin kering. Kondisi ini bisa memperburuk riwayat masalah kulit, seperti eksim atau dermatitis.

7. Gangguan pernapasan

Asma merupakan salah satu gangguan pernapasan yang menjadi dampak pemanasan global. Secara tidak langsung, perubahan suhu di bumi dapat memengaruhi kualitas udara karena tingginya kadar polutan.

Menurut para peneliti, ada kemungkinan sebesar 66% bahwa ambang batas 1,5oC itu akan terlewati antara saat ini hingga 2027. Ini berarti bumi akan menjadi 1,5 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan paruh kedua abad ke-19, sebelum emisi bahan bakar fosil dan industrialisasi meningkat.[3] Produksi debu, serbuk sari, dan polutan lainnya yang dapat menyebabkan reaksi negatif akan meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim yang lambat laun. Pada akhirnya, pernapasan dipengaruhi oleh suhu tinggi dan polusi udara. Kualitas udara yang buruk tidak hanya menyebabkan asma, tetapi juga dapat menyebabkan batuk, nyeri dada, iritasi tenggorokan, dan gangguan pada fungsi normal paru-paru.

Pemanasan global mempunyai dampak serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. KPSHK (Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan) berperan penting dalam konteks ini dengan fokus pada kelestarian lingkungan, khususnya dalam menjaga ekosistem hutan. Pemanasan global telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti kebakaran hutan, banjir, dan badai ekstrem. Hal ini berdampak negatif pada kualitas udara dan air, meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan mengurangi akses masyarakat terhadap air bersih dan makanan. KPSHK, dalam upayanya mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dapat membantu memitigasi dampak kesehatan yang serius dengan menjaga kesehatan ekosistem hutan, yang berperan penting dalam mengurangi mitigasi perubahan iklim dan menjaga kualitas lingkungan.

Selain itu, KPSHK juga dapat membantu mengatasi dampak ekonomi pemanasan global terhadap kesehatan masyarakat. Pemanasan global dapat menghancurkan pertanian, menyebabkan kekurangan pangan dan menyebabkan migrasi massal. Semua ini berisiko memperburuk masalah kesehatan seperti malnutrisi dan penyebaran penyakit menular. KPSHK, dengan mendorong praktik pertanian berkelanjutan dan membantu masyarakat pedesaan bertahan dari perubahan iklim, dapat membantu mengurangi kerentanan ekonomi dan sosial yang dihadapi masyarakat dalam menghadapi dampak ekstrem pemanasan global. Dengan fokus pada keberlanjutan, KPSHK dapat menjadi mitra efektif dalam mengurangi dampak negatif pemanasan global terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Sumber:

  1. https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/dampak-pemanasan-global-bagi-kesehatan/
  2. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cpr1pnl1gqxo
  3. https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim

Penulis: Alma

Editor: Yudha



[1] https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim

[2] https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/gelombang-panas/

[3] https://www.bbc.com/indonesia/articles/cpr1pnl1gqxo

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *