Guna memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga keberlangsungan hutan gambut yang tersisa di daerah Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) menggelar berbagai lomba untuk menyadartaukan anak muda.
Kegiatan Lomba “Pembasahan Lahan Gambut” tingkat SLTA se Kecamatan Kahayan Hilir yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, diikuti seluruh sekolah SMA/SMK daerah setempat, dengan mengambil tema “Kahanjak Darung Bawan, Penyelamatan Gambut- Terakhir di Kahayan Hilir”.
Dalam jumpa pers nya, Direktur KPSHK Moh Djauhari menyampaikan, program KPSHK ini berfokus pada perlindungan dan konservasi hutan gambut, dengan cara melakukan upaya pencegahan potensi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di areal lahan gambut.
“Ada beberapa kegiatan seperti pembuatan skat kanal untuk menahan air di lahan gambut agar tidak keluar melalui jalur sungai-sungai, gunanya agar kondisi lahan gambut yang ada tetap dalam kondisi basah dan berair,” ujar Djauhari, Sabtu (07/09/2024).
Menurut Djauhari, dalam upaya penyelamatan hutan gambut ini penting sekali untuk melibatkan anak muda sebagai generasi penerus, karena selama ini dalam kegiatan tersebut lebih banyak melibatkan masyarakat yang sudah berusia 40 tahun ke atas.
“Penyelamatan hutan gambut selama ini, tidak ada anak muda yang terlibat. Dari itu kami berinisiatif untuk melibatkan anak muda sebagai regenerasi ke depan dalam aksi penyelamatan hutan gambut yang masih tersisa di wilayahnya” kata Djauhari.
Melalui lomba-lomba yang digelar, KPSHK juga bermaksud untuk mengkampanyekan Penyadartahuan Pencegahan Karhutla dengan tema yang sama, yakni “Kahanjak Darung Bawan, Penyelamatan Gambut-Terakhir di Kahayan Hilir” kepada masyarkat setempat yang berlangsung di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Handep Hapakat kota Pulang Pisau, pada 7 September 2024 dan sekaligus mengumumkan para pemenang lomba.
Masih menurut Djauhari, “Berdasarkan data dan hasil riset, hampir di 4 hutan desa, 95 persen dari 16 ribu hektare itu, tingkat kedalaman area gambutnya rata-rata sekitar 4-8 meter. Jadi, mengapa kami menganggap bahwa itu merupakan gambut terakhir, karena hanya di Pulang Pisau saja yang masih memiliki lahan gambut dengan luasan mencapai 16 ribu hektar,” terang Djauhari.
Djauhari berharap, perlindungan dan konservasi sumber daya hutan dan lahan gambut dalam pengelolaannya, bisa dijadikan tradisi dengan rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap lahan gambut.
“Jadi penting sekali bagi kita bersama-sama, untuk memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap anak muda sebagai generasi penerus, mengingat masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui akan pentingnya dalam menjaga dan melestarikan hutan gambut yang dimiliki saat ini, sebagai upaya pencegahan terjadinya karhutla, guna keberlangsungan kehidupan generasi di masa yang akan datang.” Harapnya.(Alp/Lsn)
Sumber:
Media Dayak
Kegiatan Kahanjak Darung Bawan
Add a Comment