IMG_6148r.jpg

Desa Wisata Sade: Perkampungan Adat Orang Sasak

Desa Sade Lombok di provinsi Lombok, Indonesia, adalah salah satu desa dengan kultur budaya yang kaya. Desa Sade adalah tempat wisata adat dan budaya yang merupakan wilayah suku Sasak. Suku Sasak di Desa Sade masih menjaga tradisi dan adat istiadat mereka dengan kuat, meskipun ada dampak dari perkembangan modern.

Masyarakat Desa Sade, 100% beragama Islam, hidup dengan berbagai pekerjaan, seperti petani, penenun, dan pemandu wisata atau tourguide. Para gadis di Desa Sade harus memiliki kemampuan menenun. Seorang gadis tidak boleh menikah jika dia tidak dapat menenun. Sehingga wanita di Desa Sade bekerja sebagai penenun. Jadi, ada banyak penjual kain tenun disepanjang jalan dan rumah di Perkampungan Tradisional Suku Sasak.

“Para wanita suku Sasak di Desa Sade terampil dalam menenun Songket, kain tradisional khas Lombok, wisatawan lokal dan asing sangat tertarik dan berminat dengan kain tenun yang dibuat oleh warga desa” Ujar Salim

Salim merupakan salah satu masyarakat di Desa Sade yang menjadi tourguide atau pemandu wisata saat KPSHK berkunjung.

“Sasak artinya satu, sedangkan Lombok itu artinya lurus” Ucap Salim

Menurut Salim menyatakan bahwa mungkin banyak yang mengartikan Lombok adalah cabe tapi yang sebenarnya itu adalah lurus. Saat ini, sudah 15 generasi atau keturunan yang berada di Desa Sade. Dengan tanah dusun/ Desa Sade seluas 2 hektar, terdapat 150 rumah dengan 150 kepala keluarga.

“Menurut nenek moyang kami, Sade artinya obat yang berasal dari kata Husada” Ungkap Salim kepada tim KPSHK

Menurut Salim, ada 700 warga Desa Sade yang masih berasal dari satu garis keturunan. Menikah dengan orang dari suku yang sama dan jarang menikah dengan orang luar. Pergeseran waktu selama 60 tahun dalam satu generasi.

“Nama rumah adat kami disebut Bale” Kata Salim

Suku Sasak memiliki beberapa jenis bale, termasuk Bale Bonter, Bale Kodong, dan Bale Tani. Setiap Bale memiliki tujuan dan fungsi berbeda.

Bale tani, bale yang artinya rumah dan tani artinya pekerjaan masyarakat Sade sebagai petani. Bentuk rumah bagian depan semua pendek. Hal ini bertujuan ketika ada yang memasuki rumah akan merunduk sehingga diartikan menghormati kepada pemilik rumah. Bale Bonter adalah rumah pejabat desa dan tempat konferensi adat. Bale Kodong adalah rumah orang tua dan orang yang sudah jompo.

Dalam satu rumah berisi satu keluarga dengan jumlah 4 – 7 orang. Atap rumah terbuat dari alang-alang atau eurih (Imperata cylindrica). Atap ilalang ini dapat bertahan selama 7 – 10 tahun. Namun,  perlu waspada dan hati-hati terhadap api karena ilalang mudah terbakar.

Salim mengatakan bahwa kebiasaan warga untuk memasak menggunakan kayu bakar dan terdapat tungku api yang berada didalam rumah.

“Untuk lantai rumah terbuat dari tanah liat dan dibersihkan seminggu sekali menggunakan kotoran sapi”

Penggunaan kotoran sapi sebagai perekat atau pengganti semen. Tujuan lainnya adalah membersihkan debu dari lantai dan memperkuat lantai.

Hal ini juga dilakukan karena secara turun temurun orang menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan lantai. Baunya biasanya bertahan 20–30 menit, dan kotoran tidak boleh disiram tetapi dibiarkan kering di pel seperti biasa.

Bagi mereka yang ingin mengenal dan mengalami kebudayaan dan keunikan desa yang masih mempertahankan keaslian budaya suku Sasak dan masih menerapkan gaya serta pola hidup yang tetap tradisional dan bersahaja dan tidak ada pengaruh dari modernisasi. Desa Sade Lombok adalah tempat yang patut dikunjungi. Orang-orang di desa sangat menyambut wisatawan dan siap memberikan berbagai macam fasilitas dan keunikan yang ada disana.

“Kearifan lokal, adat istiadat, dan budaya suku Sasak telah ada kurang lebih 1.500 tahun yang lalu, dan kami, warga Desa Sade, akan terus menjaga dan melestarikan adat ini” Tutur Salim

Penulis : Alma
Editor : Tjong

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *