IMG_1104-scaled-3.jpg

Keunggulan Madu Kelulut

Madu kelulut adalah salah satu jenis produk lebah yang mungkin cukup jarang terdengar. Madu yang memiliki nama lain stingless bee honey atau madu meliponin ini berasal dari lebah Trigona itama dan Trigona thoracica. Madu telah dimanfaatkan sebagai bahan peningkat cita rasa (flavoring agent), selain itu madu berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba, regulator gula darah, dan meningkatkan sistem imun (Purwadi et al. 2017).

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) adalah kelompok usaha Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) yang melakukan usaha berbasis masyarakat di dalam dan sekitar hutan. KUPS dibentuk oleh masyarakat yang peduli dengan hutan. KPSHK dalam mendukung KUPS Madu Kalawa, Mantaren I, dan Buntoi memfasilitasi pelatihan Pelatihan Budidaya Madu, Identifikasi Jenis Pakan Lebah dan Pelatihan Pengolahan Produk Madu dari 16 – 19 Januari 2024 di Sekretariat LPHD. Pelatihan didampingi oleh Syaifuddin (30) sebagai tenaga ahli sekaligus Direktur CV. Syaif Forest Borneo dan owner Madu Zahra.

“Pelatihan madu kelulut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan KUPS dalam memilih lokasi tempat stup, keterampilan pemisahan sarang lebah perawatan koloni, keterampilan dalam Teknik pemanenan dan penyimpanan madu, serta meningkatkan keterampilan KUPS membuat produk pengolahan dari madu” Jelas Onasis (KUPS Manager) penuh harap.

Syaifuddin menyampaikan bahwa penempatan stup madu harus dibawah naungan. Jika hasil ingin memuaskan maka sumber pakan disekitar stup harus banyak, salah satunya pakan lebah yaitu bunga.  Pada saat panen madu maka jangan sampai madu dihabiskan atau diambil total sehingga sisanya akan menjadi pakan buat anakan dan ratu madu.

“Jika panen madu dilakukan, maka yang harus pertama dilihat yaitu corong kelulut, jika corong kelulut kering makan stup tersebut pertana diserang semut” Ujar Syaifuddin

Menurut Syaifuddin jika corongnya terdapat 2 maka kelulutnya banyak dan termasuk kelulut super. Cara memindahkan kloni harus hati-hati agar tidak merusak, jika memindahkan kloni maka harus dipindahkan dengan jarak 1 Km. Jarak antarstup harus 4-5 m dengan posisi corong tidak saling berhadapan.

“Setiap madu memiliki rasa dan warna yang berbeda” Ucap Syaifuddin

Syaifudin menuturkan bahwa jika ingin mendapatkan rasa asam manis maka panen di bulan kedua dan ketiga. Rasa madu kelulut itu tergantung dari bunga yang lebah produksi. Madu kelulut mengandung gas, jadi sebelum packing atau pengiriman keluar daerah maka perlu dikurangi kadar airnya sampai 22-23%. Standar Nasional Indonesiatahun 2013 (SNI 01-3545-2013) menyatakan kualitas madu yang baik memiliki nilai kadar air maksimal 22% dan nilai keasaman madu maksimal 50 ml NaOH/kg.[1]

“Packing produk madu harus sebagus mungkin dengan model yang menarik” Ujar Syaifuddin

Penyampaian Syaifuddin bahwa jika madu sudah siap, membuat produk madu harus mencantumkan nama dan labelnya. Dinas kesehatan akan memberikan gratis untuk desain nama produk. Misalnya label madu “Zahra” artinya bunga dalam Bahasa Arab. Kemudian SNI dan label halal harus diurus agar konsumen percaya kalau produk yang dibuat aman untuk dikonsumsi.

Pengolahan produk madu dan budidaya yang berkelanjutan dengan melakukan pelatihan dan pendampingan budidaya dan pengolahan madu kelulut akan meningkatkan kesejahteraan peternak lebah, masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.

Madu kelulut dapat diolah menjadi berbagai produk turunan, seperti kapsul bee polen, yang memiliki manfaat sebagai sumber antioksidan. Selain untuk dikonsumsi langsung, madu juga digunakan sebagai bahan baku dalam produk-produk lain, seperti obat tradisional, kosmetik, dan bahan pangan. Beberapa produk turunan madu juga telah dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah madu dan manfaatnya, baik bagi kesehatan maupun ekonomi.

Jika dibandingkan dengan madu biasa, madu kelulut memiliki beberapa keunggulan. Salah satu keunggulan tersebut adalah memiliki kadar air yang lebih tinggi dari madu biasa, memiliki kadar antioksidan tinggi, total karbohidrat yang lebih rendah.

Sumber:

Kegiatan Pelatihan Budidaya Madu

Purwadi LE, Radiati H, Evanuarini RD, Andriana. 2017. Penanganan Hasil Ternak. Malang (ID): UB Press


[1] Standar Nasional Indonesiatahun 2013 (SNI 01-3545-2013)

Penulis: Alma Tiara

Editor: Aftrinal S Lubis

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *