Ingatlah bahwa Bagasing, atau “Habayang” dalam bahasa Dayak Ngaju, adalah permainan tradisional yang merupakan bagian dari kearifan lokal di Provinsi Kalteng. Ini juga ada di daerah lain di Indonesia, tetapi setiap daerah menyebutnya dengan nama yang berbeda. Dalam masyarakat Dayak Kalteng, Bagasing dikenal dalam dua jenis permainan. Pertama adalah “Batikam”, di mana para pemain bersaing untuk memperkuat satu sama lain dengan habayang yang mereka miliki.
Tidak jarang, saat bermain permainan gasing jenis ini, gasing pecah atau terbelah oleh benturan yang keras. Jika tidak pecah, setidaknya gasing itu harus keluar dari arena permainan. Jika terjadi pada gasing, pemilik atau pemainnya dianggap kalah. Selain adu kekuatan gasing, ada juga permainan yang berfokus pada ketahanan gasing. Pemenangnya adalah gasing yang berputar paling lama. Gasing itu sendiri merupakan media permainan tradisional Bagasing bagi warga Dayak, dan dibuat dengan bahan dari batang pohon yang dibentuk menjadi kerucut.
Baik Erasing Balanga maupun Erasing Pantau biasanya dibuat dengan lingkaran berdiameter 8-9 Cm dan tinggi sekitar 7-8 Cm. Gasing yang digunakan untuk beradu atau batikam biasanya disebut Gasing Pantau, yang karena daya putarnya yang kuat kerap mengeluarkan bunyi berdesing selama permainan.
Permainan Bagasing tradisional biasanya dapat dimainkan oleh anak-anak hingga orang tua. Tergantung pada kesepakatan permainan, bisa satu lawan satu, berpasangan, atau berkelompok. Saat permainan berlangsung, gasing disebut raja jika ia berputar lama atau memiliki kekuatan yang lebih besar saat bertarung. Pembantu disebut gasing yang kalah. (Sumber: https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/41136/tradisi-permainan-gasing-dalam-lomba-habayang-fbim-2023)
Cara membuat bagasing, pertama-tama dengan memperhatikan bahan bakunya, yang terdiri dari berbagai jenis kayu yang ada di sekitar desa pembuat gasing dan di sekitarnya. Selain itu, ada juga kayu yang dicari atau dipesan di luar desa pembuat gasing karena hilang atau tidak ada di lingkungan sekitarnya, seperti kayu kemuning. Untuk mendapatkan jenis kayu ini saat ini, kebanyakan pembuat gasing dari Desa Asam di Kecamatan Sungai Raya kabupaten Hulu Sungai Selatan harus mencari atau memesan langsung ke lokasi gunung yang jauh dari desa mereka.
Untuk mendapatkan kayu kemuning ini, orang biasanya harus melewati komunitas bukit yang tinggal di wilayah pegunungan, baik melalui barter atau membeli kayu tersebut, atau mereka juga dapat menemukannya sendiri oleh pembuat gasing. Harga potongan kayu sekarang lebih mahal daripada bahan gasing karena jenis kayu kemuning ini jarang ditemukan. Selain itu, jenis kayu ini juga digunakan sebagai standar untuk perlombaan bermain gasing (juga dikenal sebagai Bagasing) di Kalimantan Selatan.
Berikut bagian pohon kemuning yang dijadikan gasing adalah sebagai berikut:
- Bagian Pirukat, yaitu bagian ini terdapat didalam tanah dibawah bagian banir dan merupakan pusat dari pertemuan cabang-cabang bagian akar.
- Bagian Purakang, yaitu merupakan pusat pertemuan dari cabang-cabang pohon yang terletak di bagian batang.
- Bagian Banir, yaitu merupakan akar yang menganjur ke luar menyerupai dinding penopang pohon dan terletak di bagian atas pirukat.
- Bagian batang.
- Bagian cabang.
- Selain itu dalam hal memilih bahan kayu untuk membuat gasing, buku-buku yang terdapat pada bagian kayu bukannya dihindari tetapi seandainya terdapat buku malah lebih baik jika dijadikan gasing.
Alat-alat yang digunakan oleh pembuat gasing dari Desa Asam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam rangka pembuatan gasing antara lain.
Cara memainkan bagasing adalah
- Gasing bini atau gasing pemasang dalam permainan gasing (Bagasing) garis bini khusus difungsikan sebagai gasing yang dipasang yang siap menerima pukulan gasing laki dalam permainan.
- Gasing laki atau gasing Pinukun / Panukun (pemukul) dalam permainannya, gasing laki berfungsi sebagai gasing yang memukul gasing bini sewaktu berputar dilapangan. Gasing ini hanya digunakan untuk memukul (manukun) gasing bini, oleh karena itu ukuran tali pemutaran sekitar 75 cm.
Cara pembuatan arena pertandingan, kelengkapan arena dan ukurannya
Sebelum adanya arena khusus yang dibuat seperti pada sistem permainan gasing saat ini, lapangan bermain gasing, juga dikenal sebagai arena, adalah tempat yang dapat digunakan untuk bermain gasing.
Pada sistem permainan lama di Margasari Kecamatan Candi Laras Selatan dan sekitarnya, lapangan atau arena bermain gasing berukuran 1,5 depa atau sekitar 225 cm. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, seperti di Kecamatan Sungai Raya, satu regu pemain gasing terdiri dari pemain dari satu atau beberapa Desa di sekitarnya. (Sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=906)
Penulis: Yudha
Editor: Alma
Add a Comment